Selasa, 09 Maret 2021

Pj Gubernur Jambi Dr Hari Nur Cahaya Murni mengikuti secara virtual Rakornas Penanggulangan Bencana Tahun 2021



Jambi.info-ri.my.id.Pj Gubernur Jambi  Dr. Hari Nur Cahaya Murni menyiapkan rencana strategis untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam dan karhutla. Pernyataan ini disampaikannya usai mengikuti  secara virtual Rapat Koordinasi Nasionasl (Rakornas) Penanggulangan Bencana Tahun 2021, Rabu (03/03/2021) siang bersama Forkompinda Provinsi Jambi, dan dinas terkait di auditorium rumah dinas terkait, yang dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo.
"Provinsi Jambi tidak hanya ada bencana alam saja, tetapi juga kebakaran hutan dan lahan. Tetapi kami pemerintah Provinsi Jambi dan Forkompimda sangat kuat sekali bersatu padu, dan pada intinya adalah antisipasi. Dan jajaran TNI/Polri, Kapolda dan Danrem, beliau turun semua begitu ada sesuatum ada sedikit saja beliau akan turun. Insya Allah bisa tertangani dengan baik, dan tidak sempat dipanggil ke Jakarta, karena kalau dipanggil ke Jakarta berarti pertanda sesuatu yang tidak baik, dan langkah kita pada antisipasi dan kita harap dengan antisipasi dapat redam,”ujar Pj gubernur.
 

 



Sementara itu dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasi atas peran besar yang diambil oleh jajaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  dalam menangani bencana yang telah terjadi di Indonesia. 
“Pada kesempatan yang baik ini saya ingin menyampaikan terima kasih, penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran BNPB yang telah mendedikasikan seluruh waktunya ikut bekerja dalam menangani dan menyelesaikan krisis sekarang ini,” ujar Presiden.
Presiden mengungkapkan, pada 2020 lalu, bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai bencana baik bencana alam maupun nonalam berupa pandemi COVID-19. Dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang merupakan bencana kemanusiaan yang tidak pernah ada pembandingnya dalam sejarah ini, Presiden menegaskan, penanganan pada sisi kesehatan dan ekonomi harus diselesaikan dalam waktu yang bersamaan.

“Bukan hanya skala daerah, bukan hanya skala nasional, tetapi juga skala global, lebih dari 215 negara mengalami hal yang sama, yang mengharuskan kita bekerja cepat, harus inovatif, dan juga berkolaborasi dengan semua pihak, dengan negara lain, dengan lembaga-lembaga internasional,” ujarnya.
Pengalaman dalam menghadapi pandemi ini, imbuh Presiden, harus dijadikan momentum untuk memperkokoh ketangguhan dalam menghadapi segala bentuk bencana, terlebih Indonesia masuk ke peringkat 35 negara paling rawan risiko bencana di dunia. Presiden pun menekankan pentingnya aspek mitigasi atau pencegahan sebagai kunci utama dalam mengurangi risiko bencana.
“Ini yang selalu saya sampaikan berulang-ulang, pencegahan, pencegahan, jangan terlambat, jangan terlambat! Ini bukan berarti aspek yang lain dalam manajemen bencana tidak kita perhatikan, bukan. Tapi juga jangan sampai kita hanya bersifat reaktif saat bencana terjadi,” tegasnya.(*)
Share:

0 comments:

Posting Komentar


Arsip